PERNYATAAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI, TENTANG BERLAKUNYA UNTUK SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA AKAN MAKLUMAT MENTERI AGAMA DAN

 

MENTERI DALAM NEGERI

 

TANGGAL 30 APRIL 1947 NO 3/1947

 

 

    Kementerian Agama RI

    NO 2 tahun 1955 tanggal 23 Juni 1955.

 

Pernyataan bersama:

 

    Kementerian Dalam Negeri

    NO Pem 50/3/20/KDN tanggal 24 Juni 1955.

 

 

MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI

 

Menimbang:

    a. bahwa, Undang-Undang tanggal 21 Nopember 1946 NO 22 tahun 1946 tentang pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk dengan Undang-Undang tanggal 26 Oktober 1954 no 32/1954 dinyatakan berlaku untuk seluruh daerah luar Jawa dan Madura,

    b. bahwa, untuk melancarkan berlakunya Undang-Undang tanggal 21 Nopember 1946 No 22 tahun 1946 tersebut di atas di seluruh daerah luar Jawa dan Madura, perlu Maklumat Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama tanggal 30 April 1947 No 3/1947 dinyatakan berlaku untuk seluruh Republik Indonesia.

 

Mengingat:

    Akan pasal 2 Undang-Undang tanggal 26 Oktober 1954 No 32 tahun 1954 tentang Penetapan berlakunya Undang-Undang No 22 tahun 1946 tentang pernyataan Nikah, Talak dan Rujuk.

 

 

MEMUTUSKAN

 

Menyatakan Maklumat Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama tanggal 30 April 1947 No 3/1947 berlaku untuk seluruh Republik Indonesia.

 

 

PENJELASAN

 

 

Maksud Maklumat Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama tanggal 30 April 1947 No 3/1947 adalah untuk mencapai keseragaman dalam pembagian tugas kepada Kaum, Modin, Koyim, Lebe, Amil atau pejabat yang sederajat, sebagai anggauta Pamong desa, marga, kampung, dusun, negeri dan sebagainya.

Dengan adanya Maklumat itu terjaminlah dilaksanakannya urusan-urusan mengenai agama dan keagamaan di desa oleh pejabat desa yang dipertanggungjawabkan.

Pada zaman-zaman yang lampau kedudukan pejabat keagamaan di desa-desa atau daerah tingkat terendah, sama sekali tidak diatur atau dipelihara.

Pesatnya kemajuan perkembangan masyarakat dalam tahun-tahun yang terakhir mendesak untuk memperbaiki keadaan dan urusan-urusan dalam desa serta daerah tingkat terendah, sebagai tersebut dalam IGO1) IGOB2) yang mengenai agama dan keagamaan, baik untuk kepentingan tercapainya pergaulan hidup susila dan beriklim kesatuan.

Dengan demikian maka Maklumat tersebut perlu dijalankan di seluruh wilayah Negara agar supaya pemerintah desa dan daerah tingkat terendah tersebut di atas makin lama makin sempurna, untuk menegakkan pembagian pekerjaan antara anggauta-anggauta Pamong desa, terutama bagi pejabat Pamong desa, yang mempunyai tugas khusus dalam urusan-urusan yang bertalian dengan agama dan keagamaan, dan agar agama dapat terpelihara dengan baik.

Mengenai pelaksanaan bab 3e Maklumat itu di luar Jawa dan Madura dimaksud, bahwa pemilihan calon-calon Kaum dilakukan dengan mengingat adat kebiasaan yang berlaku dan kedudukan ahlul hilli wal aqdi setempat.

Dengan dinyatakan Maklumat tersebut di atas, berlaku bagi seluruh wilayah Republik Indonesia maka penduduk dapat memilih pejabat keagamaan yang disukainya serta terjaminlah kecakapan pejabat itu guna melaksanakan tugas kewajibannya.

 

 

    1) Indonesische Gemeente-Ordonantie in de Gouvernementslanden op Java en Madura (Stbl. 1941 No 256).

    2) Ind. Gemeente-Ordonantie voor de Buitengewesten (Stbl. 1938 No 490 jo. 681).

 

Quelle: Bakry, K. H. H., Kumpulan lengkap Undang-Undang dan Peraturan Perkawinan di Indonesia. Jakarta 1978, S. 139f.